Etika Berbusana Mahasiswa STAIN
Kampus dibangun bukan hanya untuk menghasilkan orang
pintar, tapi juga dibangun di atas cita-cita besar, bagi masing-masing
perguruan tinggi baik ber-landaskan islam atau umum memiliki tanggungjawab
sejarah yang sangat berat, yakni menata nalar sekaligus menata moral anak-anak
negeri. Etika berbusana berjilbab itu sendiri sebenarnya memberikan dampak yang
baik bagi si pelaku juga untuk mengetahui pengaruh batasan pornografi dan
pornoaksi terhadap pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
Dalam
rangka untuk memenuhi persyaratan menjadi seorang mahasiswa Perguruan Tinggi
STAIN terdapat etika berbusana. Salah satu persyaratan tersebut adalah memakai
pakaian panjang yang menutup aurat, rok atau celana bahan dan berhijab (
berjilbab ) bagi yang putri. Hal tersebut yang sudah menjadi suatu ketetapan
terkait kedisiplinan yang telah ditetapkan. Namun masih banyak yang belum
mengindahkan aturan berbusana tersebut. Mahasiswa dan mahasiswi pada tahun
ajaran pertama biasanya kurang memperhatikan ketentuan tersebut. Dikarenakan faktor
kondisi jiwa mereka yang masih labil, tak jarang diantaranya memakai busana yang asal
pakai, mengutamakan tern mode sekarang bahkan terlalu seksi sehingga terkadang tidak
menyadari bahwa pakaian dalamnya ada yang sampai terlihat.
Busana adalah segala sesuatu yang kita pakai dari mulai ujung rambut
sampai ujung kepala. Hal itu berarti busana bukan hanya baju, melainkan juga
meliputi accessories yang melekat di tubuh. Tidak hanya
sebagai syarat keindahan seseorang, busana juga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan kesusilaan dan kesehatan. Dari busana juga, kita bisa memposisikan
bagaimana orang lain menilai kita. Misalnya, seseorang yang ingin dinilai
modis, maka ia akan mengenakan pakaian maupun asesoris yang up to
date, glamour dan sesuai dengan trend masa kini. Lebih dari sekedar
menciptakan ‘image’ dan kepribadian, busana juga dianggap penting dalam
memciptakan rasa nyaman ketika seseorang memakainya.
Busana dapat mencerminkan
kepribadian seseorang dan menciptakan kesan tertentu terhadap si pemakai. Busana dapat
menutupi kelemahan fisik seseorang. Berbusana
yang baik tak hanya tentang pakaian saja, bentuk jilbab, rias wajah, aroma
tubuh, dan kebersihan secara keseluruhan. Jauhi model jilbab yang mengganggu
pandangan mata. Buatlah jilbab seringan mungkin. Pakailah make-up yang natural.
Dan yang terpenting, rawatlah kebersihan tubuh agar tak menebarkan aroma yang
mengganggu mahasiswa lain.
Kesalahan umum
berbusana muslim adalah orang ingin menonjolkan diri. Padahal pakaian busana
muslim itu seharusnya memiliki nilai plus tersendiri. Menurut saya, dalam
berbusana dan berhijab selain pintar padu padan, saat berbusana penting juga
untuk mengetahui pesyaratan berhijab.Yang penting busana muslim harus memenuhi
kaidah. Di antaranya tidak membentuk tubuh secara ketat, menutupi bokong dan
dada, tidak transparan dan kalaupun memilih gaya transparan padankan dengan
inner ( pakaian dalam ) yang menutupi seluruh tubuh.
Saya pun
terkadang belum bisa dikatakan sebagai mahasiswi yang memenuhi etikat
berbusana. Selain berpakaian yang masih suka sembarangan, tepatnya juga karena
masih ingin terlihat tampil beda. Padahal itu sendiri belum tentu terlihat baik
di mata orang lain.
Secara
internal, banyak dosen (dan mungkin juga mahasiswa) yang mengeluhkan tentang
tata-laku maupun tata-busana mahasiswa yang tidak lagi mencerminkan sebagai
komunitas bermartabat. Sebagian mahasiswa sudah tidak lagi menaruh hormat
kepada para dosen, cara pergaulan antar mahasiswa/i yang kurang pantas, cara
berpakaian yang mengabaikan tatanan moral dan budaya bangsa yang buruk serta berbagai
fenomena lain yang memprihatinkan. Secara eksternal evaluasi kerap kali datang
dari para Kepala Sekolah pada saat evaluasi KKN-PPL. Pihak sekolah memang tidak
meragukan kapasitas mahasiswa dan mahasiswi KKN dalam penguasan ilmu ataupun
teknik mengajar di kelas, namun mereka selalu menyoroti tentang berbagai hal
yang terkait dengan masalah etika, mulai dari cara pergaulan hingga cara
berbusana yang kurang pantas. Hal itu tergambarkan dari adanya beberapa
mahasiswi selepas KKN yang berbadan dua atau menikah dan masalah lainnya. .
Kelas : E
Prodi : Ekonomi
Islam
Dosen Pengampu : IMAM MUSTOFA
Tema : Etika Berbusana Mahasiswa STAIN
Dosen Pengampu : IMAM MUSTOFA
Tema : Etika Berbusana Mahasiswa STAIN